DUKUNGLAH...................................!!!!!!!!!!!!!

GEREJA KITA AKAN MALAKSANAKAN PEMBANGUNGAN GEREJA DENGAN DANA YANG DIBUTUHKAN KIRA2 RP 1 Miliyar DUKUNGLAH TERUS DALAM DOA DANA DAN DAYA SUPAYA PEMBANGUNGAN SECEPATNYA TEREALISASI
BANTUAN DANA DAPAT DIKIRIM KE AC GEREJA PENTAKOSTA INDONESIA SIDANG KEBUN PISANG NO REKENING 208301001673.50-1 BRI CABANG WILLIEM ISKANDAR

GPI sidang Kebun Pisang Medan

DATA BASE GPI KEBUN PISANG MEDAN

Nama Sidang : Kebun Pisang
Alamat : Jl Sukaria 102
Propinsi : Sumatera Utara
Kabupaten/kota : Kota Medan
Wilayah : Medan 20222
Telepon :
Email : gpikebunpisangmedan@gmail.com
Website : gpikebunpisangmedan.blogspot.com
Tahun Pendirian : 1968
Kondisi Fisik Gereja : Permanen
Status Fisik Gereja : Hak Milik





Data Pengerja


Gembala Sidang : Pdt.HB Manurung
Pengerja :
Pdm A Pasaribu
Gr A R Siburian
Gr.M Sihotang
Gr.C Manurung
Gr T Siburian
Gr.R Sihombing
St.P Manurung

St.B Tampu Bolon
Guru Sekolah Minggu :
Ester Br Sihombing
Alin Simangunsong










Data Anggota Jemaat


Jumlah Rumah Tangga 50
Pemuda dan Remaja 100
Sekolah Minggu 30
Total Jiwa 200

BADAN PENGURUS HARIAN PEMUDA/I 2009/2011

PEMBINA : St B TAMPUBOLON SPd SPdK
KETUA : ANDI SITINJAK
WAKIL : WIDO SIMANJUNTAK

SEKRETARIS :KRISTIN SIADARI SPd
WAKIL SEKRETARIS :ALIN SIMANGUNSONG
BENDAHARA :DINA SITUMORANG SS

SIE KEROHANIAN : ROULINA SIMBOLON (KOORD), MAYEN SITUMORANG,
NINA LAMSARI SIMBOLON, ETYTAWARNI SITUMORANG

SIE ACARA : ESTER SIHOMBING(KOORD) KESIA TOBING, DEWI SIMBOLON, SABAM SIBARANI, HERNA ARITONANG

SIE SOSIAL : ONI SINAGA (KOORD),DEDY PANDIANGAN SPd, NURMALA SAMOSIR, FLORA SITUMORANG

SIE KONSUMSI :YUSNI SIBUEA(KOORD),EVI SINAGA,COSRI NAINGGOLAN,RIRIN SITANGGANG, MARINI SITUMORANG

SIE HUMAS : MAWANI RAJAGUKGUK SSi(KOORD),SUDOMO SINAGA,SERLI SITUMORANG,ERWIN SINAGA,BONSON


PEMUDA/I GPI KEBUNPISANG

PEMUDA/I GPI KEBUNPISANG
BAH.... semangat bgt nh kalaw uda di ajak fhoto2.....

Mengenai Saya

Foto saya
MEDAN, SUMATERA UTARA, Indonesia
menangis dan tertawalah bersama saya walaupun mungkin suatu lahan yang kering harus ditangisi untuk menghasilkan buah.....go on with me

COOL

COOL
RETREAT SAYUNGSABAH

Entri Populer

Senin, 01 Juni 2009

Anak Ynag Hilang







Anak Yang Hilang

Hidupku dipenuhi dendam. Aku luka, ya luka terbuka di dalam hatiku. Memang, aku hidup dengan berkelimpahan materi. Tetapi apakah itu cukup? Aku merindukan cinta. Cinta. Aku butuh diperhatikan. Aku mau dibelai, disayangi dan dipahami. Tetapi, tiap saat hanya kesunyian yang menemaniku. Orang tuaku terus saja sibuk dengan diri mereka sendiri. Terus saja menikmati kesenangan sendiri. Aku terlupakan. Aku tersingkirkan. Maka untuk apakah mereka melahirkan aku? Untuk apa? Untuk kesenangan mereka saja? Anak lelaki itu menunduk. Tangannya gemetar. Matanya berkaca-kaca. Dia menekuk kedua lututnya dan bersimpuh di hadapan kami.

Setiap kelahiran menandakan bahwa Tuhan belum putus asa terhadap manusia, demikian tulis Tagore. Tidak, Tuhan tak pernah putus asa menghadapi kita semua. Sayangnya bahwa kita, manusia, yang sering merasa putus asa terhadap hidup yang telah diberikan oleh Tuhan. Kita sering melupakan bahwa hidup yang telah dilimpahkan kepada kita adalah suatu anugerah. Bukan suatu kutukan. Sementara kita tertatih-tatih menghidupi diri, waktu terus merayap. Bunga-bunga mekar mewangi lalu menguning layu. Musim silih berganti. Dan kita tetap saja meratapi dunia. Kita tetap saja enggan untuk berpikir. Untuk mencari makna keberadaan kita di alam raya ini. Untuk menghirup aroma segar hidup ini, harum atau busuk. Maka hidup pun menjadi gelombang kesepian yang pahit. Menjadi udara pengap ketakmampuan untuk menguak cahaya yang bersinar dari kasihNya. Kita menyisihkan diri sendiri. Lalu cahaya hidup menjadi padam...... Demikianlah, kami mengenal anak itu sebagai seorang bromocorah di suatu daerah perumahan yang cukup berada. Entah sudah berapa kali dia dibui karena perbuatan-perbuatannya. Perkelahian, penodongan, mabuk-mabukan dan bahkan pernah menikam seorang temannya hingga terluka dan nyaris tewas. Kini dia terlibat dalam kegiatan sosial di sebuah yayasan. Dia amat rajin dan lincah, terutama bila itu berhubungan dengan pembagian sembako kepada umat yang amat miskin. Pelayanan yang diberikannya terutama amat membantu di saat ketika banyak yang menyumbang sembako tetapi tidak ada tenaga lain yang bisa membantu menyalurkan sumbangan itu. Dan kini anak itu tepat berada di depan kami. Dan bertutur tentang salib hidupnya sendiri.

Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku sabda Yesus. Ya, hidup kita adalah salib kita. Salib yang sering amat berat kita panggul. Salib yang sering membuat tubuh dan jiwa kita menjadi letih. Salib yang membuat, suatu saat dalam hidup Pablo Neruda, dikatakannya, Aku letih menjadi manusia. Salib kehidupan adalah salib yang saat ini kita semua memikulnya. Maka sesungguhnya kita semua adalah anak-anak yang hilang. Anak-anak yang kini hidup dalam perjalanan untuk mencari kebenaran sambil menghabiskan talenta kita. Dan mengais ampas kebenaran untuk dapat meneruskan perjalanan kita menuju rumah Bapa. Bapa yang tidak pernah akan membiarkan seorang pun dari anak-anakNya hilang. Anak lelaki itu lalu memandang kepada kami semua. Lalu dia melanjutkan kata-katanya. Tetapi kemudian aku sadar. Betapa lemahnya aku. Aku telah tenggelam dalam duka lara untuk sesuatu yang tak pantas kutangisi. Untuk kemalangan yang tak mampu kuubah, aku harus menerimanya. Untuk kemalangan yang mampu kuubah, akan kupergunakan seluruh talenta yang telah diberikanNya, untuk mengubahnya menjadi lebih baik. Mungkin tenaga satu orang tidak berarti apa-apa. Tetapi, paling tidak, bagi diriku sendiri, aku telah punya arti. Dan itu jauh, jauh lebih penting daripada hanya mengutuk dan menyesali hidup terus menerus. Dan tenggelam dalam duka cita yang tidak berguna.

Kami semua berdiam diri. Kami semua sedang menikmati satu momen penting dalam menghayati keberadaan hidup ini. Seorang anak hilang kini telah kembali. Memang kita semua adalah anak-anak yang hilang. Tetapi siapa bilang kita cuma bayang-bayang? Siapa bilang kita tidak eksis? Dan di atas segalanya, dapatkah kita mengatakan bahwa hidup itu hanya suatu kesia-siaan? Bukankah dengan suatu sentuhan lembut dalam hati kita, suatu hari kelak, kita mungkin kembali? Dan tidakkah, suatu hari kelak, jika saatnya tiba, Dia akan bersabda: Datang dan duduklah dalam haribaanKu yang tak terbatas, anakKu



Email: tonny_sutedja@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Miliki Dasar Kokoh


“Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataanKu tidak akan berlalu.” Matius 24:35

Prinsip pertama untuk mencapai keberhasilan yang benar dalam hidup orang percaya adalah melalui pembacaan firman Tuhan setiap hari dan merenungkan firman itu siang dan malam. Prinsip ini jugalah yang disampaikan Tuhan kepada Yosua saat ia dipercaya menggantikan Musa memimpin bangsa Israel : “Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.” (Yosua 1:8). Firman Tuhan akan memenuhi setiap kebutuhan kita dan membantu kita berdiri tetap kuat dalam masa-masa kesulitan. Membaca firmanNya setiap hari serta merenungkannya membuat hidup kita makin berkenan kepada Tuhan karena kita telah membentuk suatu pola hidup yang sesuai dengan kehendakNya.

Tidak ada seorang pun sanggup membangun rumah yang tahan terhadap amukan badai tanpa terlebih dahulu membuat pondasi yang kuat bagi rumah itu. Masing-masing kita merupakan bangunan rohani dan tanpa pondasi rohani yang benar dan kokoh, bangunan itu tidak akan mampu bertahan dan akan mudah runtuh bila badai kehidupan datang menerjang. Jadi bangunan rohani kita juga harus dibangun di atas dasar firman Tuhan sebagai pondasinya. “Setiap orang yang mendengar perkataanKu ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.” (Matius 7:24-25).

Prinsip kedua adalah melalui doa. Tanpa doa orang Kristen tak akan dapat mempertahankan kehidupan kekristenannya. Doa adalah cara untuk mempertahankan kekuatan dan mencapai kemenangan dari serangan musuh yaitu si Iblis. Doa bagaikan nafas kehidupan bagi orang percaya. Seorang filsuf mengatakan, “Berdoa adalah perilaku dari jiwa yang paling luhur dan dalam, dan akan tetap demikian selama dikehendaki oleh Tuhan.” Karena itu 'Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya. ..” (Efesus 6:18b).

Tanpa firman dan doa, kita adalah orang Kristen yang jadi sasaran empuk Iblis!